Tertinggal Dalam Hal Penjualan, Teknologi Tesla Jauh Dibanding Mobil Jepang

24/02/2020 | Fatchur Sag

Persaingan pasar otomotif seru oleh perebutan posisi paling depan antara Toyota dan Volkswagen (VW). Sepanjang 2019 masing-masing grup berhasil menjual lebih dari 10 juta unit mobil dari berbagai merek. Toyota menjual sebanyak 10.742.122 unit, sedangkan VW berhasil menjual sebanyak 10.974.600 unit mobil.

Gambar menunjukkan logo Toyota dan Volkswagen

Toyota dan Volkswagen, dua grup paling laris di dunia

Dengan pencapaian tersebut, Toyota dan VW jauh meninggalkan para kompetitornya. Bahkan dibanding dengan Tesla jaraknya sangat jomplang. Di periode yang sama Tesla hanya mencatatkan penjualan sebanyak 367.500 unit.

Meski demikian ada hal yang membuat Tesla pantas berbangga diri. Dari sisi teknologi Tela jauh lebih maju dari kompetitor-kompetitornya di atas.

Ini bukan klaim sepihak dari Tesla, tapi pengakuan dari insinyur merek otomotif terkenal di Jepang. Mengutip dari Nikkei Asian Review, (17/2/2020), seorang insinyur sengaja membongkar dan membedah satu unit Tesla Model 3 untuk mengetahui apa yang tersimpan dari mobil listrik paling laris di dunia ini.

>>> Hyundai Motor Group Gandeng Canoo Kembangkan Platform Mobil Listrik

Foto Tesla Model 3 warna merah tampak dari samping depan

Tesla Model 3 kini dijual di Indonesia

Hasilnya, dia menemukan kontrol unit canggih yang menjadi pusat pengendalian mobil secara otonom, alias full self-driving computer. Perangkat ini dikenal dengan Hardware 3 dan menjadi senjata andalan dalam menarik minat konsumen di seluruh dunia. Hasilnya langsung bisa dilihat, penjualan Tesla tahun 2019 meningkat 50% dari tahun 2018.

Dia menyatakan takjub dengan teknologi yang dirancang oleh Tesla dan mengaku kalau para insinyur di Jepang belum bisa melakukan hal yang sama untuk saat ini. "Kita tidak bisa melakukannya." kata insinyur tersebut.

Sebagia informasi, sejak tahun lalu Tesla merilis modul terbaru 260-sq.-milimeter chip AI dan memasangnya pada Model 3, Model S dan Model X. Modul baru ini dikembangkan sendiri bersama dengan perangkat lunak khusus untuk melengkapi perangkat keras yang sudah ada.

Diakui oleh insinyur, Platform elektronik semacam ini dengan komputer yang kuat pada intinya memegang kunci untuk menangani banyak data yang berat di mobil-mobil lebih cerdas dan otonom. Diakui juga teknologi serupa baru akan dibuat dan diterapkan pada mobil-mobil Jepang pada tahun 2025. Artinya teknologi elektronik Tesla 6 tahun lebih maju dibanding mobil-mobil merek Jepang.

>>> Tesla Model 3, Mobil Listrik Terlaris di Amerika Resmi Dijual di Indonesia

Bukan sepenuhnya kalah

Foto Tesla Model 3 yang dibongkar oleh insinyur Jepang

Foto Modul yang terpasang pada Tesla Model 3

Membongkar mobil untuk mengetahui apa yang tersembunyi

Sebenarnya bukan soal kemampuan mengembangkan teknologi. Bagi produsen sekelas Toyota dan VW yang memiliki sumber daya melimpah hal seperti di atas bukan hal yang sulit. Hanya saja Tesla memang mengembangkannya lebih dulu. Sementara Toyota dan VW memilih mengembangkannya secara perlahan dengan mempertimbangkan banyak aspek.

>>> Cari mobil bekas favoritmu di sini

Perlu diketahui, rantai produksi mobil listrik lebih sederhana dibanding mobil konvensional yang melibatkan banyak produsen dan suplier part. Akan ada banyak orang kehilangan pekerjaan dan lahan bisnis jika perusahaan tiba-tiba berubah menjadi produsen mobil listrik total.

Selain itu, kebutuhan pasar akan mobil listrik masih terlalu kecil dibanding kebutuhan mobil konvensional. Tren pasar memang mengarah ke elektrifikasi, namun transisi butuh waktu yang lama sampai pasar benar-benar menjadikan mobil listrik sebagai pilihan utama.

Berbeda dengan Tesla yang sedari awal langsung fokus pada pengembangan mobil listrik dan otonom. Tesla tidak memiliki beban sebagaimana perusahaan mobil konvensional.

>>> Tekan Biaya Produksi, Baterai Untuk Mobil Tesla Pakai Buatan China

>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo

Berita sama topik