Ada Zero ODOL, Mitsubishi Fuso Yakin Penjualan Meningkat

Pasar otomotif dalam negeri tak hanya diramaikan segmen kendaraan penumpang, tapi juga segmen kendaraan niaga angkutan barang. Bahkan jumlahnya tidak bisa dibilang kecil. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat penjualan mobil niaga (pick up dan truk) sepanjang 2019 mencapai 228.977 unit dan menguasai pasar sebesar 22,2 persen.

Data penjualan berdasarkan merek juga menjadi bukti. Dari 10 daftar merek mobil terlaris di Indonesia, 2 diantaranya adalah merek mobil komersil, yaitu Mitsubishi Fuso dan Hino dengan masing-masing menempati urutan 6 dan 7. Lalu ada juga Isuzu yang meski memiliki mobil penumpang Panther dan MuX, penjualan Isuzu lebih didominasi kendaraan niaga.

Mitsubishi Fuso, mobil niaga paling laris di Indonesia

Artinya saat ini populasi truk dan pick up berkeliaran di jalan raya semakin banyak. Namun sangat disayangkan, jasa besar truk seringkali ternoda ulah segelintir orang yang memaksakan diri berharap banyak keuntungan dengan perilaku ODOL (Over Dimension Over Loading) alias melebihi batas angkut dan batas dimensi dari yang diizinkan.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara tegas melarang truk ODOL beroperasi di jalan umum. Hal ini karena potensi bahaya yang mungkin terjadi jauh lebih besar dari pada keuntungan yang didapat. Dampak buruk lainnya truk ODOL mempercepat kerusakan infrastruktur jalan serta memperparah kerusakan yang sudah terjadi.

Sejak 2019 lalu program Zero ODOL mulai digencarkan Kemenhub. Ditandai dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2019 tentang Pengawasan terhadap Mobil Barang atas Pelanggaran Muatan Lebih (Over Loading) atau Pelanggaran Ukuran Lebih (Over Dimension). Tujuannya untuk menekan dan mempersempit ruang gerak truk ODOL, mengurangi risiko kecelakaan, serta menjaga infrastruktur jalan tidak cepat rusak. Target besarnya seluruh jalanan di Indonesia terbebas dari truk ODOL di tahun 2022.

>>> Kabulkan Permintaan, Zero ODOL Diundur Lagi Hingga 2022

Truk ODOL sering jadi sumber petaka

PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mendukung penuh program Zero ODOL ini. Sebagai agen pemegang merek (APM) kendaraan niaga Mitsubishi Fuso, Zero ODOL tidak hanya bermanfaat mengurangi dampak buruk seperti di atas, tapi juga manfaat dari sisi pemasaran.

KTB yakin dengan adanya penindakan langsung di lapangan pada truk ODOL bakal membuat kalangan pengusaha berpikir untuk melakukan split armada. Yang sebelumnya satu unit truk untuk mengangkut 20 ton, kini dibutuhkan dua unit truk untuk muatan yang sama.

"Dengan aturan ODOL mau tidak mau harus beli dua unit," tutur Dony Hermawan, Head of PR & CSR PT KTB seperti dikutip dari CNN Indonesia, (3/2/2020). "Kalau ODOL dia harus menambah unit investasi, unitnya harus dua, driver-nya harus dua, ya mereka konsumen juga sedang hitung-hitungan," lanjutnya.

>>> Ini Sebabnya Truk ODOL Masih Berkeliaran Meski Sering Ditilang

Indonesia ditargetkan Zero ODOL pada 2022

Sebagai dukungan kepada konsumen menghadapi program Zero ODOL, pihaknya berencana menghadirkan model baru yang memiliki dimensi dan kapasitas lebih besar.

"Mungkin konsumen yang akhirnya wait and see, seberapa peraturanya, makanya kami akan siapkan unit-unit yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan menghadirkan kendaraan lebih besar sedikit sesuai kebutuhan konsumen, tanpa melanggar ODOL," tutupnya.

Sebagai informasi, Mitsubishi Fuso berhasil mempertahankan posisinya sebagai merek mobil niaga terlaris di tanah air. Dalam catatan GAIKINDO, Mitsubishi Fuso berada di peringkat 6 merek mobil terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2019 dengan unit terjual sebanyak 42.754 unit disusul Hino sebanyak 31.068 unit dan Isuzu sebanyak 25.270 unit.

>>> Colt Diesel Jadi Kontributor Terbesar Mitsubishi Fuso

Ada program Zero ODOL, penjualan Mitsubishi Fuso diyakini meningkat

>>> Berita terlengkap dari dunia otomotif hanya ada di Cintamobil.com