Perbedaan Electronic Stability Control Dengan Traction Control System, Canggih Mana?
28/11/2018 | Arfian Alamsyah
Teknologi mobil untuk masalah keamanan baik pasif maupun aktif saat ini mengalami kemajuan sangat pesat. Jika dulu kita mengenal dengan istilah Traction Control System (TCS), kini ada yang dinamakan dengan Electronic Stability Control (ESC), apa bedanya dan canggihan mana? Ikuti terus pembahasan dari kacamata teknik khas Mobilmo.com.
Ilustrasi diatas adalah perbedaan cara kerja TCS dengan ESC
Oke, mari kita masuk satu persatu. Sebelum Mobilmo.com bahas mengenai perbedaannya, mari kita bahas dahulu apa persamaannya. Intinya, kedua peranti keselamatan tingkat lanjut ini membutuhkan bantuan dari rem yang sudah dilengkapi dengan ABS atawa Anti-Lock Braking System. Mengapa? Perlu sobat Mobilmo.com ketahui, peranti TCS maupun ECS bekerja mengandalkan rem ABS lho.
>>> Mobil ini menjadi juara dunia kontruktor World Rally Championship, simak apa pendapat kami disini
Jika logo ini nampak pada dasbor mobil Anda berarti peranti TCS maupun ESC sedang tidak aktif, jika berkedip maka sedang aktif
Enggak percaya apa yang disampaikan oleh Mobilmo.com? Coba deh Anda perhatikan, setiap mobil keluaran terbaru maupun lama sekalipun pasti dilengkapi dengan rem mobil yang sudah mengadopsi teknologi ABS. Karena fitur TCS maupun ESC akan bekerja secara optimal dengan bantuan rem ABS ini. Bedanya, tiap pabrikan menjaga agar ban tetap punya daya cengkram dan menyesuaikan dengan kondisinya dilapangan.
Macam-macam sensor yang memastikan TCS dan ESC bekerja
Kondisi tersebut adalah : TCS itu diperlukan saat mobil saat akan melakukan akselerasi, ESC akan bekerja saat mobil hendak melibas tikungan, serta ABS akan menjaga mobil saat melakukan deselerasi. Lalu apa yang dimaksud dengan TCS dan ESC yuk ikuti Mobilmo.com untuk mengupas tiga fitur ini lebih jelas dan mendalam.
>>> Mobil ini segera masuk Indonesia, mobil apakah itu? Lihat disini
TCS atau TRACTION CONTROL SYSTEM
Pasti mudah saja bagi Anda menerka apa kegunaan fitur ini, karena sesuai dengan penamaannya. Fitur ini berguna untuk menjaga ban agar tetap punya traksi maksimal saat hendak berakselerasi, terutama dari posisi diam. Kekuatan mesin akan sedikit ditahan agar ban enggak selip dan mengurangi kemampuan untuk hendak melesat.
>>> Ini alasan mengapa harus menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan
Cara kerjanya pun mudah untuk dipahami, TCS menggunakan sensor pada ABS yang berguna untuk membaca putaran ban. Jika penggerak roda belakang, maka hanya kedua ban belakang yang terpantau oleh komputer, begitu pula sebaluknya, nah kalau penggerak keempat roda bagaimana? Ya gampang saja, seluruh ban akan terpantau oleh sensor komputer.
Walau membantu saat start peranti TCS kebanyakan tidak dibutuhkan saat balap mobil
Apabila sensor yang terhubung dengan komputer tadi membaca ada putaran ban yang enggak sinkron (sama), maka secara pintar, otomatis komputer akan memerintahkan sistem rem yang terkoneksi untuk segera mengurangi putaran ban. Hasilnya, tenaga dapat tersalur sempurna ke ban. Lain lagi jika kondisi jalan sangat licin, komputer akan memerintahkan ECU untuk mengurangi tenaga mesin.
“Traction Control System itu bisa bekerja pada bermacam mode, dari mulai melakukan pengaturan bukaan throttle body, memerintahkan waktu pengapian untuk mundur bahkan diputus sementara, dan juga melakukan pengaturan pada diferensial,” terang Taqwa Suryo Swasono, bos-nya bengkel Garden Speed di kawasan Cilandak, Jakarta.
>>> Siapa bilang teknologi VTEC hanya untuk performa? Simak ulasan mengenai VTEC Economy disini
ECS atau ELECTRONIC STABILITY CONTROL
ECS ini memiliki banyak nama lain, tergantung dari pabrikan yang membuat mobil. Pada BMW dinamakan Dynamic Stability Control (DSC), di Toyota namanya Vehicle Stability Control (VSC), pada Honda diberi nama Vehicle Stability Assist (VSA) dan banyak lagi, tergantung ‘ego’ dari setiap pabrikan dalam menamai fitur yang akan disematkannya, pokok intinya sama ya ESC.
Inti dari sistem ESC ini adalah sebagai penjaga mobil, agar mobil yang Anda kendarai tetap dijalur yang semestinya ketika sedang bermanuver ekstrim maupun menikung. Cara kerjanya pun mudah untuk dipahami, seluruh sensor ABS digunakan untuk mendeteksi grip dari setiap ban. Ketika salah satu ban terbaca oleh sensor tidak sama putarannya, dan sensor gyro mendeteksi arah menikung yang tidak sesuai dengan sudut setir, komputer langsung memerintahkan salah satu sisi rem untuk bekerja.
>>> Apa itu variable intake manifold? Bagaimana cara kerjanya? Simak ulasannya disini
Ingin melakukan aksi drifting seperti ini? Pastikan TCS dan ECS mobil Anda dalam posisi mati
Berbeda pabrikan mobil, maka akan berbeda pula tingkat sensitivitas dari sensornya. Mobilmo.com sendiri pernah melakukan aksi “membuang pantat alias drifting” kecil dengan Nissan X-Trail T31, sama dengan Mazda CX5 2.5 GT, namun di Mazda sangat terbatas waktunya. Hal ini disebabkan karena sensitifitas dari sensornya berbeda. “Yang jelas dari tingkat kerumitan sistem serta cara bekerjanya, ECS atau Electronic Stability Control jauh lebih rumit dari Traction Control System TCS,” tutup tuner andalan Honda Bandung Canter ini.
>>> Ingin lebih pintar soal teknik? Baca ulasan teknik nomor satu di Indonesia hanya di sini
Berita sama topik
-
20/11/2019 | Arfian Alamsyah
Begini Cara Kerja MIVEC Di Mesin 4A91 Mitsubishi Xpander Dan Xpander Cross
Mitsubishi Xpander dan Mitsubishi Xpander Cross dilengkapi dengan mesin yang mutakhir. Mesin ini mengadopsi teknologi MIVEC. Begini cara kerja MIVEC di mesin berkode 4A91 Xpander family
-
31/10/2019 | Arfian Alamsyah
Keunggulan Mesin Toyota 1TR-FE, Dari 2004 Hingga Hari Ini
Sudah 15 tahun sejak Toyota Kijang generasi kelima dijual di tanah air, mesin berkode 1TR-FE ini masih juga diandalkan oleh Toyota untuk menjadi jantung pacu Kijang Innova. Inilah keunggulan mesin 1TR-FE ini.
-
31/10/2019 | Arfian Alamsyah
Mengapa Mobil Kekinian Mengadopsi Multi Koil Pengapian?
Jaman dulu, mobil menggunakan satu buah koil pengepaian untuk mensuplai listrik ke empat busi untuk masing-masing silinder, lantas mengapa mobil kekinian mengadopsi multi koil pengapian?