Punya Peran Besar Dalam Mengoptimalkan Tenaga dan Torsi, Yuk Simak Cara Kerja Variable Intake Manifold

30/10/2018 | Mahmudi Restyanto

Guna mengenal soal variable intake manifold, mari kita bahas dulu soal mekanisme kerja manifold pada mesin naturally aspirated. Sejatinya cukup sederhana, mesin pembakaran internal butuh asupan udara untuk mendukung produksi tenaganya. Mulanya produsen mobil memiliki dua pilihan saat udara masuk melalui lubang asupan dan melewati throttle body yang mengontrol jumlah asupan udara ke mesin.

>>> Baca juga: Teknologi Variable Compression Engine Nissan Inovasi Maksimum Motor Bakar Saat Ini

Pertama, penggunaan intake manifold berdiameter kecil dan lebih panjang untuk menghasilkan tenaga yang lebih kuat di putaran rendah. Kedua dengan intake manifold berdiameter besar namun dengan bentuk lebih pendek. Pada bentuk intake manifold kecil dan panjang, efek yang didapat adalah mesin terasa responsif di putaran rendah. Sebabnya karena waktu yang lebih lama untuk perputaran udara menghasilkan tekanan di dalam manifold.

Sebelum ditemukan sistem variable

Sebelum ditemukannya variable intake manifold, mesin mobil sudah menggunakan sistem intake manifold

Pada titik ini, udara bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dan menciptakan turbulensi lebih besar sehingga campuran udara dan BBM lebih baik. Pada model kedua dengan bentuk intake pendek dan berdiameter besar, mesin mendapat respons terbaiknya pada putaran tinggi. Ini terjadi karena udara seolah tidak mengalami banyak hambatan karena jalurnya yang lebih pendek. Alhasil, ketika putaran tinggi yang menuntut udara lebih banyak, volume yang didapat pun juga semakin besar.

>>> Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Bagian Transmisi Otomatis Dan Cara Kerjanya

Sayangnya dari kedua opsi ini, tenaga terbesar didapat pada rentang putaran mesin yang terbatas. Namun, jika mengaplikasikan intake manifold yang dapat menjalankan dua peran tersebut, maka tak perlu lagi memilih. Hadirlah teknologi variable intake manifold guna mengoptimalkan tenaga dan torsi pada rentang putaran mesin lebih merata sekaligus meningkatkan efisiensi BBM. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan dua lubang asupan terpisah, dimana tiap jalurnya dikontrol dengan katup yang membuka dan menutup dua intake manifold yang berbeda. Pertama adalah jalur lebih panjang yang secara signifikan bekerja pada putaran rendah. Kedua adalah jalur udara pendek yang bekerja saat putaran tinggi.

Tenaga dan torsi merata di setiap putaran

Ditemukannya variable intake manifold membuat tenaga dan torsi pada mesin mobil merata di setiap putaran mesin

Geometri variabel pada intake manifold dapat menciptakan pola putaran udara atau turbulensi di ruang bakar. Efek swirl membantu distribusi BBM dan membentuk campuran udara dan BBM yang lebih merata. Hal ini membantu inisiasi proses pembakaran, mengurangi gejala knocking pada mesin, dan memfasilitasi pembakaran yang tuntas. Saat putaran mesin rendah, kecepatan aliran udara bertambah seiring diarahkannya melewati jalur yang lebih panjang dengan volume terbatas. Praktis hal ini membantu meningkatkan torsi di putaran mesin rendah.

>>> Klik sini untuk simak tulisan review mobil lainnya

Menyentuh putaran tinggi, jalur yang lebih pendek dan besar terbuka sejalan dengan bertambahnya beban mesin. Otomatis dengan hambatan kecil jumlah udara yang masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak. Tentunya berefek langsung membantu memaksimalkan tenaga di putaran atas. Teknologi ini pertama kali dipatenkan pada tahun 1958 oleh Daimler Benz AG. Kemudian ia mulai banyak digunakan oleh produsen mobil lainnya dengan berbagai nama berbeda. Sebut saja Variable-Length Intake manifold (VLIM), Variable Intake manifold (VIM), Variable Induction System (VIS), DIfferenzierte SAuganlage (DISA) dari BMW, Dual-Stage Intake (DSI) oleh Ford, dan banyak lainnya termasuk yang ada pada Kia Rio terbaru di Indonesia.

>>> Klik di sini untuk mengupdate tips dan trik otomotif terbaru lainnya!

Berita sama topik