Ini Lho Penyebab Mesin "ngelitik"

28/09/2018 | Arfian Alamsyah

Knocking atau detonasi dapat terjadi karena bahan bakar terbakar secara ‘mendadak’ diluar waktu yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena suhu dan tekanan di dalam ruang bakar terlalu tinggi. Kejadian ini hampir sama dengan apa yang disebut dengan pre-ignition, namun bedanya pre-ignition adalah bahan bakar dibakar sebelum busi memercik bunga api karena adanya titik api atau panas di dalam ruang bakar. Pre-ignition dapat membuat bagian atas piston berlubang.

Detonasi atau knocking yang berlangsung dalam waktu lama dapat menimbulkan beberapa kerusakan fatal pada mesin, seperti: kerusakan gasket kepala silinder, ring piston patah, kerusakan pada piston dan bearing connection rod.

Berikut dibawah ini adalah beberapa penyebab mesin ngelitik:

1. EGR Valve tidak berfungsi

Tampak bagian dalam dari EGR

EGR Valve sangat penting untuk sirkulasi, jangan sampai malfungsi ya. (Foto : Teknikpedia)

EGR valve seharusnya terbuka saat mesin diakselerasi atau sedang dalam beban berat. Hal ini akan membuat kevakuman pada intake manifold menghisap sebagian gas buang masuk melalui EGR valve untuk "merubah" perbandingan bahan bakar dan udara. “Akibatnya temperatur ruang bakar akan turun dan mencegah terjadinya knocking atau ngelitik. Periksa kondisi kerja dari EGR valve dan periksa kemungkinan penumpukan lapisan karbon pada valve pintlenya atau pada lubang valve yang dapat menghambat aliran gas buang masuk kembaliu ke dalam mesin,” jelas Henry Hutabarat salah satu trainer konsultan otomotif. Solusinya mudah, bersihkan deposit karbon dengan menggunakan sikat kawat dan pembersih carburetor cleaner atau gantilah valve EGR jika memang sudah rusak.

>>> Ini dia mobil rasa sepeda, sensasi mengemudi tapi sehat seperti bersepeda

2. Knock Sensor rusak

Tampak sebuah alat yang bernama knock sensor

Sensor CKP alias knock sensor jangan sampai rusak ya (Foto : Otosia)

Mesin mempunyai knock sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking dan memberi informasi ke ECU untuk memundurkan timing pengapian secara otomatis. “Jika mesin membutuhkan bahan bakar dengan oktan yang tinggi namun diisi dengan bahan bakar yang lebih rendah, knock sensor akan mendeteksi terjadinya knocking yang mungkin terjadi saat mesin bekerja dalam beban berat sehingga ECM akan memundurkan timing pengapian,” papar Triyono, owner sekaligus mekanik dari bengkel Family Auto Service di bilangan Bekasi, Jawa Barat.
Hal ini akan membuat tenaga mesin sedikit turun, namun tindakan ini akan melindungi mesin dari knocking. Namun jika knock sensor tidak dapat berfungsi dengan baik, maka timing pengapian tidak dapat dimundurkan saat diperlukan. Konsekuensinya akan muncul bunyi ketukan atau ngelitik saat mesin diakselerasi.

>>> Cek harga Mitsubishi terbaru dan terupdate hanya disini

3. Pembentukan lapisan karbon yang berlebihan pada ruang bakar dan bagian atas piston

Tampak kerak akibat tumpukan ruang bakar diatas piston

Tumpukan karbon terjadi salah satunya karena mobil tidak pernah menyentuh rpm tinggi (Foto : Engineblog)

Hal ini merupakan hal yang wajar pada mesin yang sudah mencapai jarak tempuh yang cukup jauh.  Baik secara total kilometer maupun engine running hour. Pembentukan lapisan karbon juga lebih cepat terjadi pada mobil yang sering digunakan pada perjalanan jarak pendek dan tidak pernah melakukan putaran mesin yang tinggi, sehingga karbon sisa pembakaran membentuk lapisan (kerak).

“Lapisan karbon ini dapat dihilangkan dengan memasukkan cairan cleaner ke dalam mesin atau dengan menggunakan fuel additive pada tangki bahan bakar,” sebut Supriyono dari bengkel 2S Jaya Motor yang bengkelnya berada di Jl. Padjajaran No.20, Pamulang Barat, Tangerang Selatan. Namun ada juga beberapa bengkel yang menggunakan mesin carbon cleaner untuk membersihkan lapisan karbon di dalam ruang bakar, mesin carbon clenaer menggunakan detergent concentrate untuk memebersihkan fuel injection system dan ruang bakar.

>>> Honda All New Brio berubah total! Simak bedah teknologinya disini oleh tim kami

4. Perbandingan kompresi terlalu tinggi

Tampak sebuah tabel perbandingan kompresi

Tabel perbandingan kompresi statis berbanding dengan rekomendasi oktan bahan bakar (Foto: Engineeringlive)

Jika mesin telah dimodifikasi dengan menaikkan isi silinder (bore) dan diikuti dengan pemapasan cylinder head maka perbandingan kompresi mesin akan menjadi lebih tinggi. Perubahan yang dilakukan tersebut akan meningkatkan tenaga mesin namun akan berisiko mengalami knocking apabila menggunakan bahan bakar yang tidak cocok. “Perubahan perbandingan kompresi mesin harus diimbangi dengan menggunakan bahan bakar oktan yang lebih tinggi dari sebelumnya atau dengan memundurkan timing (waktu, red) pengapian,” papar Taqwa Suryoswasono owner sekaligus mekanik dari bengkel mobil balap Garden Speed Motorsport Division yang bengkelnya terletak di Jl. Pahlawan No.17 Rempoa, Bintaro

>>> Nih, cara tepat dan pasti selamat untuk mendahului truk yang jalan lambat

5. Oktan Bahan Bakar Yang Rendah

Toyota Yaris isi Pertamax

Gunakanlah oktan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil (Foto: TeknikOto)

Bahan bakar bensin Pertamax mempunyai angka oktan 92, namun terkadang angka yang tertera tidak sesuai dengan kandungan oktan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh campuran additive octane pada bledding cattle (ketel aduk dari bahan bakar mentah dengan additive octane) yang terkadang kurang pas dan merata. Belum lagi ada indikasi SPBU yang melakukan kecurangan dengan mencampur bahan bakar yang dijual. Maka sebagai konsumen, Anda wajib berhati-hati dan tidak sembarangan dalam menentukan SPBU untuk mengisi bensin mobil Anda.

>>> Dapatkan review mobil terbaru hanya ada di Mobilmo​

6. Mesin Overheat

Mobil Overheating

Jangan sampai mesin overheat ya, bikin ngelitik tahu! (Foto : Google)

Jika mesin mengalami overheat alias kepanasan akibat gangguan pada sistem pendingin seperti: aliran radiator coolant yang tersumbat, cooling fan tidak bekerja, waterpump rusak dan thermostat macet maka dapat mengakibatkan mesin mengalami knocking.

>>> Berani lawan arah? Siap-siap masuk bui selama 6 bulan!

7. Campuran bahan bakar terlalu miskin​

Tampak sebuah grafik campuran udara terhadap bahan bakar

Perbandingan udara dan bahan bakar ideal biasanya dipatok pada angka 14,7 : 1 (Foto : Google)

Campuran bahan bakar yang terlalu miskin (terlalu banyak udara) akan berisiko menimbulkan knocking yang lebih tinggi dibandingakan campuran yang normal atau campuran terlalu gemuk. “Campuran yang terlalu miskin dapat disebabkan oleh karburator maupun fuel injector yang kotor, tekanan bahan bakar terlalu rendah (dapat disebabkan kebocoran fuel pressure regulator atau fuel pump lemah), kebocoran kevakuman mesin atau kerusakan Mass Air Flow (MAF) sensor,” tutup Edi Riadi dari bengkel 176 Bekasi, yang lokasi workshopnya di Jl. KH Agus Salim No.176, Bekasi Utara. Mesin akan bekerja pada titik efisiensi terbaik pada AFR yang pas.

>>> Klik di sini untuk mengupdate tips dan trik otomotif terbaru lainnya!

Berita sama topik