Ford dan Volkswagen Sebenarnya Bisa Bersatu Setelah Perang Dunia II, Kok Bisa?

20/10/2018 | Padli Nurdin

Ford dan Volkswagen, masing-masing memang berkembang menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia. Namun siapa sangka jika pabrikan yang dibuat pada masa pemerintahan Hitler tersebut bisa saja jatuh ke tangan Henry Ford pada tahun 1948 dengan semua fasilitasnya tanpa biaya sepeserpun. Tapi ia menolaknya.

Gambar yang menunjukan mobil Volkswagen

Produksi Volkswagen berantakan setelah Perang Dunia II

Volkswagen dikenal sebagai cara untuk memobilisasi rakyat Jerman selama industrialisasi negara pada tahun 1930-an. Resim Nazi tidak pernah menyebutnya sebagai Beetle. Sebaliknya, mesin tersebut bernama KdF-Wagen, kependekan dari Kraft durch Freude atau “kekuatan melalui kegembiraan”. Sebelum pabrik di Wolfsburg selesai, pabrikan itu hanya membangun 210 model, semuanya digunakan untuk kantor dan pejabat Nazi, menurut buku yang ditulis Walter Henry Nelson, Small Wonder.

>>> Di Balik Kecepatan Mobil Balap F1, Ada Komponen Istimewa Dari Pabrikan Jerman

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Sekutu memecah Jerman menjadi wilayah yang diduduki. Dan Inggris bertanggung jawab atas wilayah dimana pabrik Wolfsburg berada. Para pemimpin benar-benar memulai kembali produksi sebagai cara menciptakan lapangan kerja setelah ekonomi paska perang yang hancur. Pabrik itu membangun 1.785 Beetles pada tahun 1945.

Gambar yang menunjukan pabrik Volkswagen di Wolfsburg

Volkswagen siap meningkatkan produksi paska Perang Dunia II

Pasukan pendudukan Inggris tidak berkeinginan untuk berada di industri otomotif. Dan mereka mulai mencari seseorang untuk mengambil alih pabrik Wolfsburg. Sir William Rootes dan saudaranya Reginald adalah pilihan pertama pada tahun 1947. Grup Rootes mengendalikan merek mobil seperti Hillman, Humber, dan Sunbeam.

>>> Baca juga: Review Toyota Vios G CVT 2018, Varian Otomatis Dari Tipe Tertinggi Vios

Namun, Henry Ford II akhirnya menjadi kandidat untuk mengambil pabrik ini. Pada Maret 1948, pihak Inggris menghubungi eksekutif otomotif Amerika dan menjadwalkan pertemuan di Cologne, Jerman. Orang-orang Inggris bersedia menyerahkan pabrik tersebut tanpa imbalan apapun, hanya untuk melepaskan beban.

Namun eksekutif Ford yang tidak diketahui namanya menyatakan keraguannya tentang pabrik tersebut karena berada sangat dekat dengan daerah yang berpotensi untuk bergejolak, seperti yang dijelaskan oleh Andrea Hiott dalam bukunya Thinking Small: The Long, Strange Trip of Volkswagen Beetle.

>>> Dapatkan beragam sejarah unik otomotif hanya di Mobilmo

Gambar yang menunjukan foto masa lalu Henry Ford II

Henry Ford II yang menjadi pemimpin Ford pada masa itu

Dengan kegagalan persetujuan tersebut, gagal pula kesepakatan potensial pada 1947 dengan Dewan Reparasi Australia. Inggris menyerahkan kendali kepada Heinz Nordhoff yang mengambil alih pengelolaan pabrik Wolfsburg pada bulan Januari 1948 dan membiarkan keberhasilan Volkswagen di masa depan tumbuh dari tangannya. Dan saat ini, kesepakatan baru muncul.

>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo

Berita sama topik