Fakta Baru Kecelakaan Tol Cipularang, Truk Tidak Blong, Tapi ....
14/09/2019 | Fatchur Sag
Penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan Tol Cipularang pada Senin, 2 September 2019 lalu dan fakta yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya disebut oleh Kemenhub kalau dua truk yang memicu kecelakaan disebabkan kegagalan fungsi rem atau blong karena over loading alias kelebihan muatan. "Over loading itu. Satu mobil itu kelebihan logistik nya 300 persen. Dua duanya satu perusahaan. Sama (berlebih muatan)," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi di sela pameran IEMS, Balai Kartini, Jakarta. Dugaan tersebut berdasarkan diskusi yang dilakukan Kemenhub dengan teknisi dari Hino.
>>> Dua Truk Sama-Sama Rem Blong di Kecelakaan Tol Cipularang, Ini Penyebabnya
Dua truk Hino pemicu kecelakaan Tol Cipularang, 2/9/2019
Kini ungkapan serupa namun dengan istilah yang berbeda disampaikan pihak Hino. Dituturkan oleh Senior Executive Officer Technical & Service PT HMSI, Irwan Supriyono, kedua truk tersebut tidak mengalami rem blong. "Temuan di lapangan menunjukkan bahwa semua sistem rem dan kemudi pada kedua truk tersebut dalam keadaan standar dan berfungsi normal (tidak blong)," tegasnya seperti dikutip dari Liputan6, (12/9/2019).
Di tempat yang berbeda Product Division Head PT HMSI, Prasetyo Adi Yudho, menjelaskan kegagalan rem menghentikan kendaraan bukan karena rem blong atau tidak standar, tapi karena kendaraan sudah over running terlebih dulu. “Jadi sebelum terguling, truk tersebut sudah over running lebih dulu. Hal ini membuat truk sulit dikendalikan, apalagi sistem rem tak sanggup menahan beban berlebih karena over load,” tutur Adi seperti dikutip dari Kompas (14/9/2019).
Sebagai informasi, Over running adalah kondisi dimana kecepatan mesin kalah cepat dari kecepatan putaran power train atau putaran roda. Mudahnya, seharusnya mesin yang menggerakkan roda kendaraan. Namun karena over running prosesnya terbalik. Justru roda kendaraan yang menggerakkan mesin. Biasanya over running terjadi saat kendaraan melewati jalan menurun dan pengemudi tidak mengurangi kecepatan sejak dari awal.
Makin tidak terkendali lagi jika turunannya tajam dan panjang serta kendaraan membawa beban melebihi batas yang direkomendasikan, seperti yang terjadi di kecelakaan Tol Cipularang di atas.
Kecelakaan adalah jawaban dari over running
“Awalnya terjadi karena mobil melakukan engine brake. Namun karena gigi yang digunakan tidak sesuai, maka proses engine brake mengalami kegagalan, ada kerusakan di mesin,” jelas Adi. “Hal yang terjadi adalah mobil malah makin meluncur ke bawah. Ditambah dengan beban berat maka kecepatan menurunnya makin meningkat, sistem rem akhirnya tidak mampu menahan bobot dan laju truk yang kencang,” tambahnya.
>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo
Berita sama topik
-
10/01/2022 | Abdul
Ingin Menyalip Kendaraan, Perhatikan Etika Dan Aturannya
Di jalanan saling menyalip menjadi salah satu hal yang lumrah, apalagi saat seseorang terburu-buru maka akan melaju lebih cepat agar sampai tujuan. Namun menyalip kendaraan juga ada aturan dan etikanya jadi tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa menimbulkan bahaya.
-
13/09/2021 | Abdul
Mengetahui Jarak Antar Rest Area Jalan Tol Sebagai Tambahan Informasi
Pembangunan rest area di jalan tol terdapat aturannya. Jadi dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan tidak sembarangan. Jarak antar rest area jalan tol diatur dalam PUPR Nomor 10 Tahun 2008. Dengan mengetahui jaraknya maka saat perjalanan dengan mobil bisa memperhitungkan akan istirahat di rest area yang pas.
-
03/05/2021 | Fatchur Sag
Pantas Dilarang, Ini Risiko Besar Putar Balik di Jalan Tol
Ada aturan yang harus dipahami dan dipatuhi pengendara, bahwa putar balik di jalan tol sangat dilarang mempertimbangkan risiko buruk yang mengancam di depan.