Apakah Aman Bahan Bakar Solar B20 Dikonsumsi Mesin Diesel Toyota? Ini Penjelasannya
06/09/2018 | Abdul Kosim
Banyak yang mengklaim bahwa solar B20 dikonsumsi mesin diesel Toyota tidak ada masalah. Hal tersebut juga dituturkan oleh dadi Hendriadi selaku General Manager Technical PT TAM, yang mana jika menggunakan bahan bakar solar B20 akan membuat fuel filter lebih cepat mengalami kekotoran pada saat awal penggunaan biodiesel tersebut. Hal tersebut dikarenakan sifat bio yang dimiliki oleh bahan bakar tersebut yang dapat melarutkan kotoran yang berada di dalam saluran bahan bakar dan juga tangki.
"Tetapi itu pada saat penggunaan awal biodiesel dan pada mobil yang sudah lama," ujar Dadi.
Bahan Bakar B20 merupakan campuran solar 80% dan minyak sawit 20% (Foto: Kemudiku)
Pihaknya juga memberikan penambahan, bahwa bahan bakar biodiesel sebenarnya telah ada sejak lama. Jadi untuk penerapan yang dilakukan saat ini tidak ada masalah.
>>> Banyak tips pengemudi berguna untuk Anda, klik di sini untuk bacanya
"Rekomendasi kami setiap 30.000 km ganti saringan bahan bakar. Sejauh ini masih normal saja semuanya," ucap Dadi.
Perlu diketahui, bahwa pada awal bulan September yang tepatnya tanggal 1, dari pihak pemerintah telah melakukan perluasan terhadap penggunaan solar B20 (solar 80% dengan campuran 20% minyak sawit) pada Mobil pribadi.
Selain itu dari pihak Menko (Menteri Koordinator) dalam bidang perekonomian yakni Darmin Nasution memberikan penegasan, bahwasanya pada tanggal 1 September kemarin 2018 sudah tidak ada bahan bakar jenis solar murni ataupun BO yang terdapat di SPBU.
Dengan begitu semua pengguna Mobil dengan mesin diesel diharapkan untuk beralih menuju bahan bakar biodiesel atau yang disebut B20. Karena solar B20 dikonsumsi mesin diesel Toyota tidak menimbulkan masalah.
>>> Baca juga, Tips Mengetahui Kualitas Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar solar B20 digunakan pada mesin diesel (Foto: indoaviation)
Untuk memastikan mandatori tersebut telah diimplementasikan, dari pihak Nicke Widyawati yang merupakan Direktur PT Pertamina (Persero) melakukan kunjungan ke SPBU COCO yang bertempat di Kuningan, Jakarta Selatan.
“Datang ke sini untuk mendengarkan feedback dari pelanggan, sekaligus mensosialisasikan program ini dan mengecek implementasi B20 karena sudah mandatori per 1 september 2018," kata Nicke kepada wartawan di Jakarta.
>>> Ingin membeli mobil baru, jangan abaikan tulisan review mobil terbaru hanya ada di sini
Jadi ketika pihaknya melakukan kunjungan tersebut, kekhawatiran yang sebelumnya muncul mengenai bahan bakar Solar B20 ternyata tidak ada saat berada pada Dirut Pertamina tersebut. Tentunya hal ini memberikan rasa ketenangan tersendiri dibandingkan sebelumnya.
"Sebelumnya, ada kekhawatiran B20 akan bermasalah ke mesin dan sebagainya. Namun setelah dengar langsung dari pelanggan, mereka menilai B20 lebih baik, lebih irit," kata Nicke usai mendengarkan impresi dari beberapa pengguna B20.
Tujuan penggunaan bahan bakar ini adalah supaya lingkungan di sekitar menjadi lebih baik.
"Kemudian yang harus dipahami mengapa B20 ini diimplementasikan, adalah agar lingkungan menjadi lebih baik. Sebab, carbon emissionnya lebih rendah," lanjut dia.
>>> Baca juga, Chevrolet Indonesia Bagi-Bagi Tips Hemat Bahan Bakar, Apa Saja?
Penggunaan solar B20 pada mesin diesel diklaim mempunyai dampak baik pada lingkungan (Foto: Bing)
"Kalau harganya sama, kualitas dan dampak terhadap lingkungannya lebih baik, saya kira ini sudah yang terbaik dari Pertamina," pungkasnya.
Melihat hal tersebut, tentunya solar B20 dikonsumsi mesin diesel Toyota terbilang aman. Jadi sobat semua yang memiliki Mobil dengan mesin diesel jangan khawatir dalam penggunaan bahan bakar biosolar jenis tersebut.
Demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai amankan bahan bakar solar B20 dikonsumsi mesin diesel. Semoga bermanfaat dan jangan lupa membaca artikel menarik lainnya.
Mesin diesel modern membutuhkan bahan bakar berkualitas tinggi. Nilai cetana tinggi, rendah kadar sulfur dan particulate menjadi syarat utamanya.
Sayangnya di Indonesia, bahan bakar diesel kualitas tinggi masih menjadi isu utama. Bukan perkara kualitas saja, tapi juga soal distribusi yang tidak merata. Apalagi akan hadir kebijakan pemerintah yang mengharuskan campuran bio diesel dengan kandungan FAME 20%.
Karena alasan ini, banyak pabrikan mobil di Indonesia yang tidak memasukkan pilihan mesin diesel pada varian produknya. Kandungan FAME setinggi ini masuk taraf berbahaya bagi kebanyakan diesel modern.
Dalam pembuatan FAME, membutuhkan campuran minyak dengan sodium hidroksida dan Methanol/Ethanol memiliki kecenderungan rantai karbon yang mengikat air, sehingga meskipun dalam jumlah sedikit bukan tidak mungkin air dapat menyebabkan korosi pada sistem pembuangan maupun komponen mesin lainnya yang tentu berakibat pada kerusakan.
Bahaya tidak berasal dari campurannya saja, tapi juga kadar sulfur dan particulate tinggi yang berpotensi untuk merusak. Terlebih pada mesin diesel modern yang sebagian besar telah menggunakan teknologi Common Rail.
Berita sama topik
-
10/01/2022 | Abdul
Ingin Menyalip Kendaraan, Perhatikan Etika Dan Aturannya
Di jalanan saling menyalip menjadi salah satu hal yang lumrah, apalagi saat seseorang terburu-buru maka akan melaju lebih cepat agar sampai tujuan. Namun menyalip kendaraan juga ada aturan dan etikanya jadi tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa menimbulkan bahaya.
-
13/09/2021 | Abdul
Mengetahui Jarak Antar Rest Area Jalan Tol Sebagai Tambahan Informasi
Pembangunan rest area di jalan tol terdapat aturannya. Jadi dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan tidak sembarangan. Jarak antar rest area jalan tol diatur dalam PUPR Nomor 10 Tahun 2008. Dengan mengetahui jaraknya maka saat perjalanan dengan mobil bisa memperhitungkan akan istirahat di rest area yang pas.
-
03/05/2021 | Fatchur Sag
Pantas Dilarang, Ini Risiko Besar Putar Balik di Jalan Tol
Ada aturan yang harus dipahami dan dipatuhi pengendara, bahwa putar balik di jalan tol sangat dilarang mempertimbangkan risiko buruk yang mengancam di depan.