Mobil Bermesin Turbo Tidak Boleh Langsung Mematikan Mesin Saat Hendak Berhenti Atau Parkir? Ternyata Itu Hanya Mitos

21/12/2018 | Arfian Alamsyah

Mobil berturbo di Indonesia sudah semakin banyak, karena memang semakin kesini kapasitas silinder mesin mobil akan semakin kecil, namun dengan sokongan sistem induksi udara paksa yaitu turbocharger atawa turbo, mesin mobil menjadi sangat bertenaga. Coba Anda bayangkan, mesin berkapasitas 900 cc 3 silinder pada Nissan March 2019 terbaru yang konon akan dijual di Indonesia pertengahan tahun 2019 dengan turbo tenaganya mampu mencapai 87,5 Hp dengan torsi 150 Nm. Bandingkan dengan mesin normally aspirated misal mesin 1KR-DE bawaan Toyota Agya 1000 cc tanpa turbo hanya mampu menghasilkan tenaga 62,5 Hp dan torsi 'cuma' 86 Nm. Lalu beredar mitos mobil bermesin turbo itu tidak boleh langsung mematikan mesin saat hendak berhenti, apa itu benar?

>>> Baca juga: Memahami Teknologi VTEC Economy Honda Lebih Dalam

Tampak Sebuah Mesin Suzuki Super Carry Pick Up Diesel 2019

Mesin modern saat ini memang berkapasitas silinder kecil, namun dengan dilengkapi dengan turbo tenaga dan torsinya jadi besar

Ternyata anggapan itu tidak sepenuhnya benar lho, alias hanya sebuah mitos saja. "Sebenarnya itu tidak benar dan itu tidak hanya berlaku untuk mesin berturbo saja, intinya mesin setelah bekerja keras itu membutuhkan pendinginan. Komponen turbo itu berputar ratusan ribu rpm saat mesin mobil bekerja. Cukup jangan geber-geber mobil saja ketika hendak mematikan mobil sebenarnya sudah cukup." papar Yongki Prioutomo yang akrab disapa Om Turbo ini. Mengapa demikian? Karena saat putaran mesin rendah mendekati stasioner itu sebenarnya mesin maupun turbo mampu mendinginkan dirinya sendiri. "Jadi gampangnya, kalau sudah dekat tempat tujuan, ya mobilnya enggak usah digeber-geber lagi, jalan santai saja sudah cukup, agar turbo maupun mesin dingin dengan sendirinya," yakin pria berkacamata ini.

>>> Dapatkan review mobil terbaru di Mobilmo.com

Sebuah Ilustrasi Turbocharger Circulation

Ketika bekerja turbo berputar ratusan kali lebih cepat dari putaran mesin mobil

Lalu apakah perlu untuk memasang turbo timer pada mesin agar turbonya enggak lekas rusak? Melihat penjelasan dari Om Turbo tadi, rasanya turbo timer enggak diperlukan. Karena akan percuma, ketika turbo timer sudah diset dan kunci komtak sudah diposisi OFF serta dilepas, kita masih harus menunggu apa mesinnya beneran mati atau enggak. So, ikuti saja sarannya. Jadi apa mobil bermesin turbo tidak boleh langsung mematikan mesin saat hendak berhenti atau parkir? Ternyata itu hanya sebuah mitos.

>>> Ingin tahu mengenai mesin dan teknologi terbaru di mobil saat ini, jangan abaikan tulisan tulisan ini

Tampak Mesin R2.2 pada Kia Grand Sedona Diesel

Tidak perlu pasang turbo timer pada mobil ber-turbo jika mesin Anda standar bawaan pabrik

>>> Klik di sini untuk mengupdate tips dan trik otomotif terbaru lainnya!

Berita sama topik