Apa Alasan Dilarang Menyalip Di Terowongan Dan Jembatan?

Mengendarai mobil perlu memperhatikan segala sesuatunya seperti berkendara dengan aman, cara parkir dan juga cara menyalip kendaraan lain. Pastinya sudah banyak diketahui bahwa di tikungan pengendara diharapkan untuk tidak mendahului kendaraan lain karena tidak dapat melihat satu sama lain dan menjadi suatu hal yang berbahaya.

Selain itu, terdapat lokasi lain yang diharapkan tidak dilakukan oleh pengemudi yakni menyalip di terowongan dan jembatan. Hal tersebut termasuk juga pindah lajur pada jalur searah yang lebih dari satu. Nah kali ini kami akan membahas mengenai hal tersebut dilansir dari laman Toyota.

Ada larangan menyalip saat lewat jembatan dan terowongan

Apakah Menyalip Di Terowongan Dan Jembatan Berbahaya?

Adanya larangan tersebut dikarenakan saat menyalip di 2 tempat tersebut terdapat resiko terjadi kecelakaan yang lebih besar apabila dibandingkan di tempat yang lain. Pada saat berada di terowongan umumnya kondisinya gelap sehingga visibilitas pengemudi jadi berkurang.

Mobil memang terdapat lampu penerangan, ada yang sangat terang namun adaptasi mata pengemudi perlu beberapa waktu karena terjadi perubahan secara drastis. Tidak hanya itu, dinding beton juga terdapat pada terowongan sebagai pembatas menjadikan area run-off saat ada kecelakaan menjadi terbatas.

Sementara untuk larangan menyalip di jembatan karena biasanya jalur di jembatan lebih sempit. Hal ini karena di sisi kanan dan kiri terdapat pagar dan tidak terdapat bahu jalan. Dengan begitu ruang untuk menyalip jadi terbatas, ditambah lagi hembusan angin saat di jembatan juga rentan mengganggu kestabilan kendaraan terutama dari arah samping.

>>> Ingin Menyalip Truk Tidak Boleh Sembarangan! Berikut Penjelasannya

Larangan yang diberikan berhubungan dengan keselamatan berkendara

Resiko Terjadi Kecelakaan Punya Peluang Lebih Besar

Ketika menyalip di terowongan dan jembatan memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Untuk persenannya disebutkan mencapai lebih 70% sehingga perlu diwaspadai. Bahaya menyalip di kedua lokasi tersebut sama dengan saat mendahului kendaraan lain di belokan karena area yang terbatas.

Oleh sebab itu, marka di jalan dan terowongan dibuat garis lurus tanpa putus-putus. Tujuannya adalah pengemudi tidak boleh menyalip saat berada di jembatan ataupun terowongan. Terkait marka garis yang tidak putus-putus juga disebutkan dalam PP Nomor 43 Tahun 1993 Pasal 21 ayat 1, yaitu marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut.

Aturan Menyalip Kendaraan Lain Di Jalan

Para pengendara diharapkan untuk jadi pengemudi yang baik ketika berada di jalan. Caranya adalah dengan mengikuti aturan yang telah diberlakukan seperti tidak menyalip saat berada di terowongan ataupun di jembatan. Aturan lainnya juga terdapat pada Undang-Undang seperti UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

>>> Perlu Diperhatikan, Ini Jarak Aman Berkendara Yang Direkomendasikan Kepolisian

Menyalip kendaraan perlu mengutamakan keselamatan dan keamanan

Pada pasal 109 ayat 1 menjelaskan tentang menyalip kendaraan melalui sebelah kanan. Bunyinya adalah:

Pengemudi  Kendaraan  Bermotor  yang  akan  melewati Kendaraan  lain  harus  menggunakan  lajur  atau  jalur Jalan sebelah kanan dari Kendaraan yang akan dilewati, mempunyai  jarak  pandang  yang  bebas,  dan  tersedia ruang yang cukup.

Sementara untuk ayat 2 memberikan informasi tentang menyalip sebelah kiri yang diperbolehkan apabila dalam kondisi tertentu. Namun saat menyalip harus tetap memperhatikan Keamanan dan juga keselamatan lalu lintas serta angkutan jalan.

Demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai dilarang menyalip di terowongan dan jembatan. Semoga bermanfaat dan utamakan keselamatan ketika berkendara.

>>> Klik di sini untuk mengupdate tips dan trik otomotif terbaru lainnya!