Trauma Mati Listrik, Mobil Hybrid Lebih Layak Diprioritaskan?

07/08/2019 | Fatchur Sag

Berkaca dari kasus mati listrik massal di beberapa wilayah pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019), mobil listrik yang tengah hangat-hangatnya dibicarakan mendapat sorotan tersendiri. Maklum jika hal ini terjadi ketika mobil listrik sudah 'memasyarakat', tak bisa dibayangkan bagaimana situasinya.

Foto beberapa warga bercengkerama di depan gedung saat mati listrik

Di kota besar, pemadaman listrik ibarat petaka besar

Seperti diketahui mobil listrik membutuhkan baterai sebagai sumber tenaga dan baterai butuh diisi ulang agar tetap memiliki daya. Jika listrik penyuplai daya dari perusahaan dalam hal ini PLN sering terjadi pemadaman baik yang disengaja maupun tidak disengaja, bagaimana dengan proses pengisian daya baterai?

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILEMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto, perlu ada edukasi lebih mendalam kepada masyarakat bahwa mobil listrik tidak terbatas pada baterai listrik. Mobil listrik juga mencakup mobil hybrid, plug-in hybrid, juga fuel cell. "Mobil listrik pengertian awam di Indonesia ini kan hanya battery electric vehicle, tapi buat kami mobil listrik itu xEV. Mulai dari hybrid, plug-in hybrid, baterai electric vehicle, dan fuel cell," tutur Harjanto seperti dikutip dari Kompas, (6/8/2019).

>>> Listrik Rumah Hanya Segini, Kurang Banget Buat Ngecas Mobil Listrik

Foto mobil listrik sedang isi ulang daya baterai

Butuh daya besar untuk bisa ngecas mobil listrik sendiri di rumah

Mempertimbangkan kondisi saat ini serta berdasarkan hasil kajian dari enam perguruan tinggi yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana sejak tahun lalu mobil ramah lingkungan yang paling recommended dan layak diprioritaskan adalah mobil hybrid atau plug-in hybrid, bukan Battery Eletric Vehicle (BEV).

"Karena itu, Pak Menteri bilang konsep untuk kendaraan listrik adalah lebih kepada point to point seperti bus, taksi, dan sepeda motor yang bisa swap baterai. Jadi bila misalnya charging time itu menjadi kendala sehingga kita bisa pakai baterai swap," kata Harjanto.

>>>  Harga Mitsubishi Outlander Edisi Plug-In Hybrid Rp 1,3 Miliar Dan Dapat Di Cas Di Diler

>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo