Mobil Dituding Sumber Polusi Udara, Gaikindo Protes Keras
07/07/2019 | Fatchur Sag
Dalam beberapa hari terakhir laman pemantau kualitas udara, AirVisual.com merilis data kota di dunia dengan tingkat pencemaran udara tertinggi di dunia termasuk Jakarta. Pantauan realtime AirVisual bahkan menempatkan ibu kota Indonesia ini di peringkat kedua di bawah kota Santiago, Chile sebagai kota dengan tingkat polusi udara paling tinggi.
Indeks Kualitas Udara atau AQI kota Jakarta selama dua pekan terakhir dalam rentang 19 hingga 27 Juni 2019, masuk dalam kategori tidak sehat karena telah melebihi baku mutu udara ambien harian (konsentrasi jenis polutan PM 2,5 melebihi 65 µg/Nm3).
>>> Cintamobil.com punya koleksi mobil bekas berbagai merek
Kualitas memburuk, Kota Jakarta jadi kota dengan polusi udara paling tinggi di dunia
Keadaan ini memunculkan reaksi dari banyak pihak. Beberapa warga dari berbagai kalangan bahkan mengajukan gugatan kepada Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten atas pencemaran udara ini.
Tak hanya itu, banyak kalangan menuding populasi kendaraan bermotor khususnya mobil menjadi penyumbang utama pencemaran udara. Maklum, pertumbuhan mobil di Indonesia mencapai lebih dari 1 juta unit tiap tahun. Sebagai asosiasi yang menaungi banyak produsen mobil, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tidak sependapat. Menurut Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi, mobil bukan satu-satunya penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia.
"Kalau bicara soal polusi udara, seolah-olah dilempar semua ke otomotif. Seakan, naik mobil paling berdosa. Namanya polusi itu penyebabnya macam-macam, pembangkit tenaga listrik juga polusinya gila-gilaan, kemudian sepeda motor ada polusi, mobil ada polusi, pabrik juga ada polusi," protes Nangoi, seperti dikutip dari Liputan6, (5/7/2019).
>>> Tidak Naik, Ini Alasan Gaikindo Kembali Targetkan Penjualan Mobil 1,1 Juta Unit di 2019
Populasi kendaraan bermotor yang meningkat tajam dari tahun ke tahun turut berkontribusi terhadap polusi udara
Meski demikian, GAIKINDO tidak mau mengurusi pihak lain yang juga sama-sama menyumbang polusi. Menurut Nangoi ada yang lebih penting dari itu yakni mencari solusi yang terbaik agar polusi udara yang dihasilkan mobil bisa diminimalisir hingga tingkat terendah seperti menerapkan standar Euro4 dan gencar mensosialisasikan kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hybrid dan mobil listrik.
"Betul mobil menghasilkan polusi udara, tapi sejak tahun lalu di mana kita sudah menjalankan standar Euro4, polusi bisa kita tekan. Tapi kembali, polusi dihasilkan oleh mobil juga dikarenakan bahan bakar yang bermasalah," ungkapnya tegas.
Terkait dengan volume mobil yang dianggap 'membengkak', menurut Nangoi itu sebuah anggapan kurang tepat. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia hanya 87 unit per 1000 orang, jauh di bawah Thailand yang mencapai 240 unit per 1000 orang atau Malaysia yang mencapai 400 unit per 1000 orang.
"Memang terlihat padat, karena masih terkonsentrasi ke kota besar (Jakarta). Jika pemerintah sudah membangun infrastruktur yang lebih baik, semuanya akan menyebar. Kalau kita lihat, 5 tahun lalu, penjualan kendaraan 80 persen berada di Jawa, dan 20 persen di luar Jawa. Sekarang, sudah 60 persen di Jawa dan 40 persen di luar Jawa," tutupnya.
>>> Bebaskan Dari Polusi, Kendaraan Bensin dan Diesel Dilarang Beroperasi Di Kota Ini
Regulasi diputuskan, semua kendaraan bermotor harus berstandar Euro4
>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo