Kuatkan Daya Saing, Kemenperin Perdalam Struktur Manufaktur Otomotif
06/03/2020 | Fatchur Sag
Persaingan pasar otomotif nasional tahun 2020 telah dimulai di tengah bencana banjir besar di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di ibu kota awal Januari lalu. Tak berselang lama hantu virus Corona yang mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China positif masuk Indonesia. Adalah Presiden Joko Widodo yang menyampaikan informasinya secara langsung di Istana Negara pada 2 Maret 2020.
Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 WNI positif Corona
Meski demikian, fenomena di atas tak menyurutkan langkah Kementerian Perindustrian dalam mendukung penguatan daya saing industri otomotif di dalam negeri. Melalui pendalaman struktur manufaktur Kemenperin menyiapkan langkah-langkah strategis yang dijalankan, seperti mendorong peningkatan investasi untuk menumbuhkan industri komponen kendaraan.
“Saat ini kita punya sekitar 700 industri komponen yang mendukung sektor otomotif. Jumlah tersebut perlu terus dipacu, namun yang terpenting saat ini kita harus optimalkan dari potensi yang ada untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tutur Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Menperin menegaskan, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Hal ini sesuai dengan implemensi peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Selama ini industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup signfikan bagi perekonomian nasional, termasuk berperan pada tumbuhnya indeks PMI manufaktur Indonesia,” ujarnya.
>>> Usung Tema Redefined Expectation, Morris Garage (MG) Resmi Hadir di Indonesia
Pembukaan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020 oleh Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh IHS Markit, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan dari 49,3 pada bulan Januari ke posisi 51,9 di Februari 2020. Poin di atas 50 menandakan geliat industri dalam fase ekspansif.
Sementara itu, sumbangsih lainnya diperlihatkan dari capaian ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang menujukkan tren posistif. Pada tahun 2019, jumlah ekspor kendaraan Completely Build Up (CBU) tercatat 332 ribu unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya. Selain itu, ekspor kendaraan Completely Knock Down (CKD) sebanyak 511 ribu set atau naik 523,5% dibanding tahun 2018.
Agus meyakini, laju industri otomotif di Tanah Air masih bisa diakselerasi pada tahun ini, meskipun di tengah kondisi tekanan ekonomi global hingga dampak wabah virus korona. Kemenperin pun memasang target pertumbuhan industri otomotif bisa menyentuh 6% pada tahun 2020.
Karenanya, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi sektor industri, di antaranya dengan memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal.
“Misalnya insentif yang terbaru adalah super tax deduction. Langkah ini untuk meningkatkan investasi dalam hal menciptakan inovasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri,” tuturnya.
>>> Ingin membeli mobil bekas terbaik di pasaran? Dapatkan informasinya di sini
GIICOMVEC, perhatian pemerintah terhadap industri mobil niaga komersial
Bahkan, guna melindungi industri otomotif dalam negeri, khususnya produsen kendaraan komersial, Menperin menegaskan pihaknya tidak akan memberikan izin untuk masuknya impor truk bekas ke pasar domestik.
“Proteksi ini diberikan untuk meningkatkan utilisasi industri kita. Jadi, saya memastikan bahwa impor itu tidak terjadi, kecuali memang belum bisa diproduksi di dalam negeri,” ungkapnya. “Kami melihat industri ini punya kemampuan dan utilisasinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu tidak perlu impor truk bekas agar tidak menciderai sektor ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kemenperin dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan saling berkolaborasi mempertajam taji sektor otomotif di dalam negeri. Apalagi, pemerintah memasang target ekspor untuk kendaraan CBU Indonesia bisa menembus 1 juta unit pada tahun 2024.
“Kami terus berkoordinasi dengan Gaikindo, termasuk mengenai terjaganya kebutuhan bahan baku di tengah dampak Covid-19. Rata-rata industri otomotif ini masih punya cadangan bahan baku yang cukup. Kami juga mengikuti informasi bahwa beberapa industri di China dan Jepang, mulai kembali normal berproduksi,” paparnya.
>>> Ingin Membeli Mobil Niaga Bekas? 6 Hal Ini Harus Di Cek
>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo