Flyover Martadinata Selesai, Distribusi Logistik di Jabodetabek Makin Lancar
18/05/2020 | Fatchur Sag
Infrastruktur jalan jadi perhatian utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terutama karena sektor tersebut berperan sangat vital terhadap kelancaran distribusi kebutuhan pokok selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan Mudik Lebaran tahun 2020. Salah satu yang belum lama ini berhasil diselesaikan 100 persen yaitu pembangunan Flyover Martadinata (Pamulang) di Simpang Gaplek Jalan Raya Martadinata, Kota Tangerang Selatan.
Pembangunan Flyover Martadinata Simpang Gaplek Tangsel selesai 100 persen
>>> Ingin membeli mobil bekas? Dapatkan daftarnya di sini
Dalam pernyataannya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, infrastruktur jalan dan jembatan tetap disiapkan sebagai jalur logistik, termasuk ruas jalan yang fungsional jika dibutuhkan, untuk kelancaran produksi dan distribusi barang kebutuhan pokok, obat-obatan atau alat kesehatan, serta layanan kesehatan/kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran COVID-19.
“Layanan konektivitas yang semakin baik akan menunjang kelancaran logistik, terutama pada masa Pandemi Covid-19 ini. Selain itu juga untuk menopang perekonomian masyarakat seperti mengangkut hasil bumi dan hasil produksi lainnya, termasuk menjaga agar satu wilayah tidak terisolir karena jalan dan jembatan putus,” tutur Menteri Basuki seperti dirilis laman resmi KemenPUPR, (16/5/2020).
Flyover Martadinata berlokasi di Jalan Nasional Batas DKI/Banten - Gandaria/Batas Depok/Tanggerang (Ciputat - Bogor). Pembangunannya dilakukan dengan tujuan untuk mengurai kemacetan persimpangan jalan nasional dan jalan provinsi, sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas pengguna jalan dan mendukung distribusi logistik yang berdampak langsung pada peningkatan laju perekonomian masyarakat.
>>> Kecelakaan di Jalan Tol, Antara Performa dan Pelanggaran Lalu Lintas
Flyover Martadinata Simpang Gaplek Tangsel memperlancar lalu lintas
Secara spesifikasi Flyover Martadinata memiliki panjang 983,5 meter dan lebar 35 meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI Jakarta Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dengan biaya sebesar Rp 79,9 miliar dari APBN melalui skema Multi Years Contract (MYC) atau tahan jamak kontrak 2019 - 2020.
Flyover dibangun dengan menggunakan Teknologi Corrugated Mortar Busa dengan mengkombinasikan dua bahan untuk struktur bangunan atas jembatan yaitu baja struktur bergelombang dengan material ringan Mortar Busa. Pemanfaatan Mortar Busa merupakan optimalisasi penggunaan busa (foam) dengan mortar (pasir, semen dan air) berkekuatan tinggi sehingga ideal menjadi dasar atau perkerasan jalan pada tanah lunak dengan densitas kering 7 - 8 kN/m3 dan kuat tekan bebas minimal 800 kPA.
Selain dinilai lebih menghemat biaya, keunggulan Mortar Busa juga lebih efisien waktu pengerjaan jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional (antara 40 %) dan ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi terutama bahan alam.
Pemanfaatan Teknologi Mortar Busa telah diterapkan di beberapa flyover di Indonesia salah satunya di Jalan Layang Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat yang merupakan pilot project teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) pertama di Indonesia. Kemudian disusul flyover lain seperti Klonengan di Tegal serta Manahan dan Purwosari di Solo.
>>> Jasa Marga Pastikan Seluruh Tol Jawa Timur Siap Sambut Lebaran 2020
Penampakan Flyover Martadinata pada malam hari, nampak indah
>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo