Mitsubishi Tak Tertarik Bikin Sedan Di Indonesia Kalau Pajak Masih Tinggi

15/02/2018 | Mobilmo.com

Pasar sedan di Indonesia saat ini memang tidak begitu manis. Alasan pajak tinggi dan harga yang terlalu mahal jadi faktor mengapa mobil ini kurang diminati. Penjualannya terus mengalami penurunan. Beberapa produsen juga terang-terangan mengaku enggan memproduksi dan memasarkan sedan. Hanya sedikit produsen mobil yang mau bermain di pasar sedan dan memproduksinya di Indonesia, seperti BMW, Mercedes Benz dan Toyota.

Toyota Vios, sedan di Indonesia yang masih diproduksi lokal

Harga sedan di Indonesia dibanding dengan mobil-mobil di segmen lain memang terbilang paling mahal. Hal ini disebabkan besaran pajak yang ditetapkan oleh pemerintah di masa lalu. Sedan digolongkan sebagai barang mewah karena itu pajak yang dikenakan masuk pada kategori pajak barang mewah atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ( PPnBM) yang besarnya 30%. Beda dengan segmen lain seperti MPV yang besar PPnBM-nya hanya 10%. Berbagai kalangan sudah memberikan masukan terhadap pemerintah agar besaran pajak sedan ini disetarakan saja dengan yang lain. Alasannya selain karena sedan sekarang bukan lagi barang mewah, besaran pajak sedan membuat mobil ini harganya lebih mahal sehingga sulit untuk bersaing baik di pasar domestik maupun mancanegara. Pemerintah tak memungkiri kalau tarif pajak sedan tergolong mahal. Namun, untuk menurunkannya perlu melakukan revisi terhadap regulasi yang ada sebab, besaran pajak PPnBM untuk sedan juga diatur dalam sebuah regulasi. Saat ini revisi sedang dilakukan dan sudah masuk dalam tahap finalisasi. Melalui Kementerian Perindustrian pemerintah berharap revisi bisa selesai dan sah untuk digunakan sebagai payung hukum pada kuartal pertama tahun 2018 ini.

Mitsubishi Xpander, low MPV terbaru dari Mitsubishi Indonesia

Kalau nanti revisi tarif PPnBM khususnya untuk mobil jenis sedan di Indonesia disetujui, maka besaran pajak akan sama atau setara dengan mobil-mobil segmen lain. Dengan begitu harga juga bisa lebih terjangkau dan potensi ekspor ke mancanegara seperti Australia bisa digarap. Kaitannya dengan hal ini, Irwan Kuncoro selaku Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menuturkan, saat ini Mitsubishi sedang fokus pada pengembangan Sport Utility Vehicle (SUV) dan mobil elektrik atau mobil listrik, selain juga fokus pada produksi low MPV Xpander yang pengiriman unitnya kepada konsumen masih banyak yang belum terpenuhi. "Tetapi tidak menutup kemungkinan karena kita juga telah bersinergi dengan Nissan. Saya tidak tahu ke depannya bagaimana," tutur Irwan kepada media di sela-sela peresmian dealer resmi Mitsubishi, Borobudur Oto Mobil (BOM) di kota Tegal, Jawa Tengah, Senin (12/2/2018) lalu.

Mitsubishi Lancer Evo X modification

Irwan melanjutkan kalau secara global Mitsubishi sudah tidak memproduksi sedan lagi. Akan tetapi kalau nanti pajak sedan di Indonesia benar-benar turun dan setara dengan yang lain, bukan tak mungkin Mitsubishi bakal merakit dan menjualnya lagi. "Menurut saya masih sangat memungkinkan. Hanya saja untuk saat ini situasinya seperti itu, kita lihat saja nanti ke depannya bagaimana," ujar Irwan. Di masa lalu, Mitsubishi pernah merasakan kejayaan sedan. Salah satu modelnya, Lancer Evolution menjadi legenda usai berhasil menjadi juara dunia reli tahun 90-an selama lima periode berturut-turut. Baca :