Tabrak Pembatas Jalan, Bina Marga Sesalkan Perilaku Tidak Disiplin Warga

08/10/2017 | Mobilmo.com

Kejadian kecelakaan mobil menabrak pembatas jalan kerap sekali terjadi, baik itu pembatas berupa separator dari bahan plastik, maupun pembatas jalan beton. Hal ini juga menjadi perbincangan para netizen. Beberapa kejadian sering kali diunggah ke medsos seperti di akun TMCPoldaMetro agar untuk memancing perhatian. Banyak yang mempertanyakan mengapa kecelakaan seperti itu kerap terjadi dan berulang. Mereka juga mendesak agar fasilitas pembatas jalan tersebut diganti dengan bahan lain yang lebih bersahabat. Sebab selama ini, sekecil apapun kejadian celaka yang melibatkan kendaraan pasti berujung pada korban. Baik itu korban fisik pengendara, maupun kerusakan pada kendaraan yang cukup besar.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi menanggapi positif apa yang jadi usulan masyarakat tersebut. Dia juga mengaku bahwa pihak Kementerian PUPR terus melakukan evaluasi dan kajian seperti apa desain pembatas jalan yang baru dan terbuat dari bahan apa, agar potensi korban bisa diminimalkan. "Jalan yang bagus menurut saya jalan yang "pemaaf". Artinya ketika melakukan kesalahan tidak mengakibatkan fatalitas. Kita terus benahi dari masukan masyarakat tersebut. Di sisi lain kami juga menghadapi dilema," tutur Arie kepada media, Sabtu, (7/10/2017). Pihaknya Bina Marga bisa saja langsung mengganti dengan water barrier di berbagai tempat. Namun belum tentu masyarakat khususnya pengendara di ibu kota juga memiliki kesadaran untuk menjaga. Terkadang ada juga oknum yang memindah dari tempat yang seharusnya. Atau bisa juga karena pengendara menggunakan kendaraan berat dan besar, mereka cuek kendaraannya menyenggol hingga menjungkalkan water barrier yang jadi pembatas. "Jadi masalahnya ada dua, infrastruktur dan bisa dari pengemudi. Misalnya sudah tahu jalur tidak cukup malah menambah kecepatan berlebihan," sambung Arie.

Sebagai contoh yang sudah sering terjadi. Dulu pembatas untuk busway dibuat dengan ukuran rendah. Banyak pengendara yang menerobos jalur melanggar lagi dengan berpindah jalur melalui pembatas. Sekarang pembatas Movable concrete barrier (MCB) dibikin lebih tinggi dan lebih panjang agar tak dilanggar. Nyatanya masih saja dilanggar oleh pengguna jalan yang tak bertanggung jawab. Bahkan kasus gotong royong mengangkat motor dari jalur busway melalui pembatas beton kerap terekam kamera. Selaku pihak yang diamanati mengelola ketertiban dan kenyamanan jalan raya, pihak Bina Marga bukannya anti pati terhadap usulan masyarakat. Akan tetapi masyarakat juga harus bertanggung jawab juga dengan selalu bertindak disiplin saat di jalan raya. "Kami berterima kasih atas semua masukannya. Kami berharap dapat mengevaluasi secepatnya beberapa tempat yang dikatakan bermasalah," kata Arie.