Soal Persaingan, Ini PR Berat Merek China Di Indonesia

24/12/2018 | Fatchur Sag

Wuling mengawali kiprah bisnisnya di Indonesia bebarengan dengan peluncuran Wuling Confero S di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Agustus 2017. Jauh sebelum itu, persiapan sudah dilakukan sejak tahun 2015 dengan mendirikan pabrik PT SGMW MOTOR INDONESIA atau Wuling Motors di kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat.

Foto logo Wuling terpampang di pabrik Wuling Motors Cikarang

Wuling mengawali kehadirannya di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat

Berselang hampir satu tahun sejak peluncuran Wuling Confero S, Dongfeng Sokon (DFSK) secara resmi meluncurkan Glory 580 di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) April 2018. Mobil ini pun sebenarnya sudah diperkenalkan di pameran GIIAS 2017. DFSK juga menunjukkan keseriusannya berbisnis di Indonesia dengan mendirikan pabrik PT Sokonindo Automobile di Cikande, Serang, Banten.

Baik Wuling dan DFSK harus berjuang keras berkompetisi di Indonesia. Memiliki produk berkualitas, dirakit di dalam negeri dan dijual dengan harga sangat terjangkau dibanding kompetitor satu segmen tidak serta merta membuat mobil-mobil buatannya laris manis bak kacang goreng. Penjualan keduanya masih jauh dari para kompetitor yang didominasi merek asal Jepang.

Wuling Confero S yang bersaing di segmen low MPV masih berada di peringkat paling bawah. Belum bisa mengungguli penjualan Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga dan Mitsubishi Xpander. Wuling Cortez yang digadang jadi pesaing Toyota Innova juga belum begitu mempengaruhi penjualan andalan Toyota tersebut. Lebih menyedihkan DFSK Glory 580 yang digadang bisa menjadi pesaing Honda CR-V masih angin-anginan. Data di Gaikindo mencatat penjualan Glory 580 dari Januari-November 2018 sebanyak 388 unit, berselisih sangat jauh dibanding SUV Honda CR-V yang mencatatkan penjualan sebanyak 12.918 unit.

>>> Merek China Jadi Idola, Kata Merek Jepang Itu Biasa

Foto booth DFSK di IIMS 2018

Glory 580 didaulat sebagai mobil paling aman dengan raihan lima bintang dari China-New Car Assessment Program (C-NCAP)

Sekali lagi, masih dibutuhkan kerja keras buat Wuling dan DFSK untuk terus berkompetisi. PR paling berat bagi kedua merek China tersebut adalah meyakinkan konsumen. Stigma negatif belum bisa hilang dari ingatan sebagian besar masyarakat Indonesia. Selama ini merek China dianggap murahan, tidak awet dan tidak mampu bertahan lama. Tidak seperti merek Jepang yang sudah puluhan tahun mengaspal dan menemani aktifitas masyarakat. Mobil Jepang dikenal bandel, dengan usia yang sudah tua pun mobil masih bisa dioperasikan. Sedang merek China, orang masih berpikir soal durability.

Diakui juga oleh Wuling kalau pandangan negatif merek China masih tertanam meski berangsur-angsur mulai berkurang. "Soal mobil China itu PR kita kalau ngomongin masih ada ya masih tapi sudah mulai berkurang dari konsumen Indonesia. Arus info semakin terbuka mereka bisa melihat dari channel mana aja," tutur Brand Manager PT Wuling Motors Indonesia Dian Asmahani sebagaimana dikutip dari detikOto, (21/12/2018).

>>> Baca review mobil pilihanmu di sini!

Seorang model berpose bersama Wuling Cortez

Wuling Cortez yang masih digadang jadi pesaing serius Toyota Innova

Dari sisi penjualan, Wuling lebih beruntung dibanding DFSK. Dengan model yang dimiliki saat ini Wuling bisa mencatatkan penjualan 1.000-an unit per bulan. Sedangkan DFSK masih berkutat di kisaran angka 100-an unit per bulan. Paling banter pada bulan Agustus dan September dimana DFSK bisa menjual sebanyak 201 unit dan 208 unit mobil. Meski lebih bagus ketimbang DFSK, Wuling 'gagal' mencapai target 30.000 unit yang dicanangkan di awal tahun. Wuling memilih fokus melebarkan sayap dengan membangun dealer-dealer di berbagai daerah. Total hingga akhir Desember 2018 Wuling memiliki 87 dealer resmi atau lebih banyak dari target awal

"Konsumen kita lihat yang kita janjiin kejadian, sebelum launching itu ngomongin mau bangun pabrik. Sekarang fokus kita di pengembangan layanan aftersales dengan membangun diler. Kita target itu tahun ini 80 diler, tapi sekarang udah 87 diler," papar Dian.

Cukup menarik untuk dinanti apakah dua merek China Wuling dan DFSK ini benar-benar bisa memecahkan PR berat yang selama ini ditanggung dan meyakinkan konsumen di Indonesia nantinya. Termasuk dengan produk-produk baru yang barusan diluncurkan seperti Wuling Formo dan yang bakal diluncurkan keduanya tahun depan seperti Wuling SUV Almaz.

>>> Review Wuling Formo Passanger Van 2018

>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo