Meski Ada Mobil Tanpa Sopir, Banyak Yang Lebih Suka Nyetir Sendiri

21/12/2017 | Mobilmo.com

Berkembangnya teknologi memunculkan kepraktisan hampir di segala hal. Termasuk dalam hal bertransportasi. Sekian lama mobil beroperasi dengan dikemudikan manusia, kini sedang gencar para produsen mencoba mengembangkan teknologi baru, mobil otonom atau mobil tanpa sopir. Dengan adanya teknologi otonom ini, ke depan para pengguna mobil akan lebih praktis dalam berkendara. Tidak ada lagi kecapekan dan kelelahan karena mengemudi sebab sudah diambil alih oleh mesin. Kehadiran mobil tanpa sopir pun digadang-gadang bisa memberikan banyak kemudahan.

Nampaknya, untuk hal ini tidak akan terwujud dalam waktu dekat mengingat tidak akan mudah meyakinkan pasar mobil di seluruh dunia. Mobil otonom masih dianggap tabu oleh banyak masyarakat di berbagai negara. Dibanding yang percaya akan adanya teknologi ini, masih banyak yang tidak percaya atau belum yakin bila harus mengendarai mobil tanpa sopir. Keraguan masyarakat dunia adalah wajar karena belum pernah ada sebelumnya mobil yang benar-benar dikendalikan oleh mesin 100 persen. Ditambah faktor kejadian tragis kecelakaan yang pernah menimpa salah satu pengendara mobil otonom di Amerika hingga menyebabkan meninggal dunia. Mobil tanpa sopir dianggap masih menyimpan potensi bahaya kecelakaan. Ada lagi kejadian kecelakaan yang disebabkan mobil hilang kendali sementara pengendara juga tak bisa mengontrol karena kalah dengan mesin.

Salah satu model Tesla yang sudah full otonom atau 100 persen tanpa sopir

Sebuah riset mengenai ketertarikan publik pada mobil otonom yang dilakukan oleh Mazda dan perusahaan riset pasar Ipsos MORI, seperti dirilis di halaman Autoevolution, (18/12/2017) mengungkapkan bahwa 66 persen koresponden yang terlibat masih menginginkan mengemudi kendaraannya sendiri. "rata-rata 66% dari driver ingin tetap di belakang kemudi bahkan jika mobil self-driving atau tanpa sopir menjadi tersedia secara luas.” tulis  laporan tersebut. Riset dilakukan di wilayah Eropa dan melibatkan 11.008 orang dewasa. 1.002 diantaranya berasa dari negeri ratu Elizabeth, Inggris. Coba dibayangkan, Inggris saja yang negaranya sudah maju untuk berbagai urusan termasuk transportasi, 71 persen warganya yang ikut diriset mengaku tetap ingin mengemudikan sendiri mobilnya, meskipun sudah ada teknologi otonom yang bisa membuat mobil menyetir sendiri. "Tentunya masih menggembirakan melihat banyak warga Inggris yang masih ingin menyetir walaupun mobil bisa melaju sendiri. Tapi untuk kami tak ada yang lebih menyenangkan saat berkendara dan memegang setir itu sendiri," tutur Jeremy Thomson selaku Managing Director Mazda Inggris.