Menerobos Perlintasan Kereta Api Sama Juga Cari Celaka

19/02/2018 | Mobilmo.com

Kebiasaan buruk menerobos lampu merah tak hanya sering dilakukan para pengemudi di persimpangan jalan raya. Di perlintasan kereta api pun banyak pengendara nekat menerobos meski lampu merah sudah menyala dan pintu mulai lintasan mulai ditutup.

Kebiasaan buruk menerobos Perlintasan Kereta Api meski palang pintu sudah di tutup

Bukan sekedar pelanggaran biasa, menerobos perlintasan kereta api saat pintu mulai diturunkan sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa. Jika mau membaca dan melihat, sebenarnya sudah banyak sekali media memberitakan kasus kecelakaan hingga mengakibatkan korban jiwa. Seharusnya hal tersebut bisa dijadikan pelajaran berharga untuk tidak melakukan hal serupa. Tapi yang ada, makin hari penerobos lampu merah di perlintasan kereta api makin banyak saja dan makin nekat. Instruktur Safety Riding Astra Honda Motor (AHM), Hendrik Ferrianto menuturkan, pengemudi yang nekat menerobos pintu perlintasan kereta api yang sudah diturunkan sama saja lebih rela kehilangan nyawa daripada kehilangan sedikit menit menunggu kereta lewat. Hal ini tak ubahnya seperti menerobos lampu merah yang memiliki risiko kecelakaan fatal.

Tiga orang tewas dan satu luka dalam insiden kecelakaan lalu lintas di perlintasan kereta Jalan Margorejo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi (23/4/2017). Peristiwa itu melibatkan Kereta Api (KA) Mutiara Timur No Lok CC-203 9802 dengan mobil Xenia S 1997 AT. (merdeka)

“Orang yang menerobos lampu merah itu lebih merelakan kehilangan nyawanya daripada kehilangan waktunya. Mereka lebih sayang waktunya terbuang untuk menunggu lampu merah. Mereka nggak sayang sama nyawanya,” tutur Hendrik ketika berbincang dengan media belum lama ini. "Lebih milih mana, relain kehilangan satu menit, atau kehilangan nyawa selamanya?" sambung Hendrik. Banyak alasan dijadikan dalih oleh pengemudi mengapa mereka nekat menerobos lampu merah di jalan raya atau di pintu perlintasan kereta api. Tapi umumnya semua alasan hampir sama, yaitu ingin secepatnya sampai di tujuan. Entah karena kepingin segera bertemu keluarga, ada tamu di rumah, atau bisa juga karena pengin makan bareng orang-orang tercinta di rumah. "Nasi bisa dihangatin, sayur bisa dihangatin. Tapi kalau badan udah dingin, biru (meninggal dunia), bisa dihangatin lagi nggak? Nggak akan bisa," kata Hendrik tegas kepada para pengendara.

Berjamaah Menerobos perlintasan kereta api

Salah satu solusi tepat mengantisipasi hal tersebut, kalau memang waktu berangkat dirasa sangat mepet dan membuat terburu-buru, lebih baik berangkat kerja lebih awal sehingga saat berkendara atau mengemudi bisa lebih rileks dan aman. Tida perlu lagi menerobos lampu merah, atau melanggar tanda berhenti di perlintasan kereta api. Baca :