Angkot Baru DKI, Organda Butuh 1.000 Unit

10/01/2018 | Mobilmo.com

PT Toyota Astra Motor (TAM) mengaku sedang mempersiapkan unit Transmover untuk armada Angkutan Kota di DKI Jakarta. Pertemuan sudah dilakukan dengan pihak Organda.

Fransiscus Soerjopranoto selaku Executive General Manager PT Toyota Astar Motor (TAM) mengungkapkan bahwa salah satu yang disampaikan oleh pihak Organda dalam pertemuan adalah Organda membutuhkan setidaknya 1.000 unit armada untuk angkot baru. "Saya sudah bertemu dengan Pak Shafruhan (Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan-red), angkot ini butuhnya 800-900 ya 1.000 unit," kata Soerjo. Baca : Ternyata Angkutan Umum Jenis Baru Itu Transmover, Bukan Avanza Berapa unit armada Transmover yang mau diambil oleh Organda, belum ada kepastian. Namun Toyota menyatakan siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Diskusi juga telah dilakukan antara Organda dengan Wuling yang model andalannya, Confero dilirik untuk dijadikan armada angkot.

Sebagai syarat, unit armada baru angkot Transmover cs ini nanti harus berubah dari aslinya. Semua kursi menghadap ke depan. Kursi penumpang di baris tengah atau baris kedua dikurangi satu sebelah kiri untuk akses keluar masuk penumpang di kursi belakang. Baca : Jok Angkutan Umum Menghadap Depan, Begini Konsepnya Shafruhan Sinungan, Ketua Organda DKI Jakarta sebelumnya pernah menyampaikan kalau angkot yang menggunakan minibus ini nantinya bakal menjamah ke rute-rute pemukiman warga. Artinya, tidak akan ada lagi angkot minibus di jalan protokol sebab di jalan protokol bakal jadi lahannya angkutan bus besar. "Jadi nanti, angkutan yang di jalan protokol akan diganti dengan bus-bus besar atau kita pinggirkan ke wilayah-wilayah pemukiman. Misalnya Mikrolet M01 Kampung Melayu-Senen, nanti kita ganti dengan bus. Atau, kalau pengusahanya tidak mau mengganti dengan bus, berarti mereka harus kita pinggirkan ke pemukiman. Jadi di wilayah protokol nanti tidak ada bus-bus (angkot) kecil seperti mikrolet itu," tutur Shafruhan kepada salah satu media nasional, Kamis (21/12/2017) silam.

Dengan pengaturan demikian, jalan protokol nanti bakal bebas dari angkot-angkot kecil dan hanya ada angkutan berupa bus besar. Sedangkan angkot-angkot kecil bakal jadi armada pengumpan dari rute dalam ke jalan protokol. "Nanti kita harapkan bus-bus kecil seperti mikrolet ini beroperasinya sebagai feeder dari TransJakarta," tutur Shafruhan.