Mengantuk, Penyebab Terbesar Kecelakaan Di Tol Sumatra

21/02/2020 | Fatchur Sag

Dioperasikannya beberapa ruas Jalan Tol Trans Sumatra membawa dampak positif terhadap singkatnya perjalanan dari satu lokasi ke yang lain. Seperti Pelabuhan Bakauheni Lampung hingga Kayu Agung Palembang yang kini bisa ditempuh hanya dalam waktu beberapa jam melalui Tol Bakuheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung.

Foto menunjukkan kondisi Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar

Jalan Tol Trans Sumatra mempersingkat waktu tempuh kota-kota besar di Sumatra

Di sisi lain, euforia atas beroperasinya jalan tol memunculkan fenomena baru berupa kecelakaan. Bahkan yang terjadi di ruas Bakuheni-Terbanggi Besar-Kayu Agung saja terbilang cukup tinggi. Pihak pengelola mencatat sepanjang November - Januari 2020 ada 133 kasus kecelakaan yang berbagai faktor. Sebanyak 55% disebabkan karena mengantuk, yang 15% pecah ban, sedang yang 20 % disebabkan kurangnya konsentrasi.

Menurut Kepala Cabang Jalan Tol Ruas Terbangi Besar Kayu Agung (TERPEKA), Yoni Satyo tingginya angka kecelakaan di atas merupakan fenomena baru. Masyarakat yang sebelumnya jarang melintasi jalan tol yang panjang terlalu gembira hingga sedikit mengabaikan sisi-sisi keselamatan dan keamanan. Ini yang harus menjadi perhatian baik oleh pengemudi maupun pihak-pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab.

"Selain itu juga jalan tol ini kan baru, sehingga masyarakat lupa untuk menyadari keamanan kendaraan sehingga menimbulkan lakalantas," kata Yoni.

>>> 3 Hal Berikut Turut Berperan Pada Seringnya Kecelakaan di Jalan Tol Cipularang

Kondisi truk BE-9764-NJ setelah mengalami kecelakaan di jalan tol trans-Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni—Terbanggibesar jalur B KM 53.300 Desa Kupang, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Kamis (6/2) dini hari. Dua penumpang truk tewas dan satu lainnya patah kaki terjepit kepala truk yang ringsek

Angka kecelakaan di Jalan Tol Trans Sumatra cukup tinggi

Terkait kerusakan jalan di beberapa titik yang banyak dikeluhkan pengguna tol bukan disebabkan buruknya kontruksi. Tapi lebih banyak dikarenakan banyaknya kendaraan dengan muatan melebihi batas maksimal. Pihaknya hanya bisa menghimbau dan melarang, namun tidak berwenang melakukan penindakan. Untuk yang terakhir ini pihaknya melakukan kersajama dengan Dirlantas Polda Lampung.

"Salah satu penyumbang kerusakan jalan adalah muatan berlebih. Selain menyumbang kerusakan juga penyumbang kepadatan, ketika padat dapat menyumbang kecelakaan," tutur Yoni. "Kami hanya melarang, tidak menindak, kita juga  bekerjasama dengan Polda Lampung, dirlantas tim yang melakukan penegakan hukum di jalan tol," tegasnya.

>>> Evaluasi Tol Cipularang, Jasa Marga Tambah Fasilitas Penunjang Keselamatan Di Banyak Titik

Foto menunjukkan saat Razia Truk ODOL di Jalan Tol Trans Sumatra

Masih banyak truk ODOL melintas di jalan tol Trans Sumatra

>>> Beragam berita informatif dunia otomotif hanya di Mobilmo