Hebat Di Dalam Negeri, Produsen Mobil Domestik Melempem Di Tingkat International

21/08/2017 | Mobilmo.com

Ada yang dikritisi Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto dalam sebuah acara diskusi di Borobudur Hotel, Senin 14 Agustus 2017 lalu mengenai pasar mobil di Indonesia. Menurutnya, hingga saat ini industri mobil domestik belum bisa berkontribusi besar terhadap pasar ekspor dibanding negara lain. Segmen MPV yang menjadi primadona dalam negeri masih menjadi pasar empuk bagi produsen mancanegara. "Kita ini jago kandang. Semua merk terjun ke Indonesia dengan basis produk MPV. Sayangnya, pasar dunia tidak cenderung ke itu. Pasar mereka adalah sedan, SUV, atau pick up," kata Jongkie. Dia membeberkan fakta yang ada. Sepanjang tahun 2010 hingga 2015 eskpor mobil tumbuh hingga 27 persen. Di tahun 2016 catatan ekspor mobil yang berhasil dibukukan produsen dalam negeri mencapai angka 202.000 unit. Pencapaian jumlah tersebut masih bergantung pada 5 negara saja, yaitu Filipina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bangladesh dan Jepang. Sedangkan untuk negara-negara lain di wilayah ASEAN rata-rata sudah memiliki basis produksi sendiri, sehingga ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut tidak bisa dalam wujud mobil utuh alias hanya komponen saja.

Upaya meningkatkan ekspor mobil domestik

Berbagai usaha memang diupayakan oleh Gaikindo untuk meningkatkan penjualan mobil domestik ke luar negeri. Salah satunya permintaan kepada pihak pemerintah untuk memangkas besaran Pajak Penjualan Barang Mewah (PpnBM) tipe sedan. Dengan insentif semacam ini, Jongkie berharap produksi mobil kelas sedan akan meningkat dengan besaran pajak yang tidak terlalu mencekik. "Ada kerugian di pasar sedan karena harganya jadi mahal jadi prinsipal mereka tidak mau produksi sedan di Indonesia. Sementara di Thailand itu komplit jadi mereka bisa ekspor ke seluruh pasar dunia," ujar Jongkie. Data di Gaikindo tercatat bahwa sepanjang Januari hingga Juni 2017, produksi sedan baru mencapai angka 16.183 unit. Padahal untuk tipe lain khususnya mobil 4x2 sudah jauh di atasnya, sepanjang periode yang sama sudah mencapai 329.835 unit dan sebanyak 76.184 unit untuk tipe pick up. Sama juga catatannya dari sisi penjualan. Untuk tipe sedan terjual sebesar 5.372 unit, jauh di bawah tipe 4x2 yang terjual hingga 294.971 unit atau sekitar 55.3 persen total penjualan dalam negeri. Dengan diturunkannya besaran pajak PPnBM sedan, Jongkie yakin hal itu tidak akan berpengaruh siginifikan terhadap penerimaan pajak. Justru ada kemungkinan yang sangat besar penerimaan pajak akan mengalami peningkatan utamanya dari Pajak Pertambahan Nilai (PPn)atau Pajak Penghasilan (PPh) bila kemudian terjadi produksi sedan besar-besaran oleh produsen.

Upaya lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekspor mobil adalah penggunaan komponen lokal dalam hal produksi. Hal itu seperti yang pernah dilontarkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. “Peningkatan konten lokal bisa mendongkrak daya saing industri automotif di Indonesia,” ujar Airlangga. Pemerintah sedang mengkaji dan berencana menerapkan kebijakan baru guna mendorong produsen kendaraan dalam negeri menggunakan komponen lokal. “Saat ini ada 36 perusahaan yang bergerak di sektor automotif di Indonesia. Nilai tambah terhadap konten lokal diharapkan bisa meningkat. Kami pun tengah menggarap kebijakan untuk meningkatkan ekspor dengan menyeragamkan insentif mobil sedan di luar negeri," sambungnya.

Market otomotif di Indonesia memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian dalam negeri. Juga merupakan salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN dengan jumlah tidak kurang dari sepertiga dari total pasar ASEAN. Potensi inilah yang ingin dimanfaatkan pemerintah dengan menjadikan Indonesia basis pengembangan industri kendaraan. Bukan hanya pada perakitan saja, tapi juga pada industri komponen dan bahan baku. Dengan cara ini industri otomotif nasional diharapkan bisa mandiri dan tidak selalu menjadi pasaran empuk produsen luar negeri. “Dengan potensi yang kita miliki saat ini, tentunya peluang untuk mengekspor produk-produk automotif sangat terbuka lebar, dan pemerintah tentunya sangat mendukung pelaku usaha untuk tidak hanya bermain di pasar dalam negeri namun juga meningkatkan dan memperluas pangsa pasar internasional,” sambung Menperin Airlangga.