Baru Setengah Semester, Ekspor Suzuki Sudah Capai 5.5 Triliun

19/08/2017 | Mobilmo.com

Hingga akhir semester pertama 2017, hasil positif berhasil dibukukan PT. Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang membawahi Suzuki Indonesia. Dari Januari sampai Juli 2017 nilai ekspor Suzuki melalui PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM) sudah mencapai 5.5 triliun rupiah. Pemasukan ini didapat dari ekspor Suzuki tipe mobil dan motor baik dalam wujud utuh alias Completely Built Up (CBU), maupun komponen terpisah alias Completely Knock Down (CKD) dengan rincian sebagai berikut : Ekpor CBU untuk Suzuki Ertiga tercatat sebanyak 5.828 unit. Untuk Suzuki APV sebanyak 9.258 unit. Sedangkan untuk CKD, Suzuki Karimun Wagon R diekspor sebanyak 13.200 unit. Suzuki Ertiga sebanyak 3.114 unit dan Carry Pick Up sebanyak 2.208 unit.

Peningkatan pemasukan ekspor Suzuki juga didapat dari penjualan komponen dan suku cadang untuk kendaraan seperti Karimun Wagon R, Ciaz, Celerio dan Ertiga. Pencapaian yang cukup luar biasa itu diklaim pihak Suzuki sebagai efek naiknya volume ekspor mobil baik dalam wujud utuh (CBU) atau terpisah (CKD). Dibanding periode yang sama tahun 2016 lalu, ekspor CKD meningkat 220 persen. Paket CBU juga mengalami peningkatan mencapai 103 persen. "Di semester pertama kita berhasil mengekspor 18.552 unit, lebih banyak dari tahun 2016 sebanyak 8.424 unit, jadi ada kenaikan 220 persen" kata Assistant to Section Head 4W Oversales & Marketing PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Domu Arisantodi ICE BSD, Tangerang.

Menurut Departement Head of Export PT. SIM, Hady Surjono Halim, di Tangeran kemarin (18/8/2017), penambahan distributor penjualan di dua negara, yaitu Timor Leste dan Benin Afrika turut memberikan kontribusi yang cukup lumayan bagi kinerja ekspor Suzuki. "Pada tahun 2017, SIM berhasil menambahkan distributor penjualan ekspor roda empat yaitu Negara Timor Leste di Benua Asia dan Benin di Benua Afrika. Dengan aktivitas ekspor roda empat yang kami lakukan mampu memberikan kontribusi sebanyak 27 persen terhadap sales amount perusahaan,” kata Hady Surjono. Keberhasilan itu juga menjadi pemicu tersendiri pihak Suzuki untuk semakin menambah jaringan ekspor. Untuk target berikutnya, Suzuki akan menyasar beberapa kawasan negara di kawasan Timur Tengah, Amerika Latin, Oceania, dan juga Afrika. Adapun waktunya kapan, masih belum ditentukan. Sampai akhir 2017, PT. SIM menargetkan penjualan minimal 25.488 untuk tipe rakitan (CKD) seperti Karimun Wagon R, Ertiga hingga Carry 1000 serta sebanyak 22.095 untuk kendaraan CBU seperti Ertiga dan APV. Selain ekspor mobil yang mengalami peningkatan, Suzuki juga mendapatkan berkah dari ekspor motor. Penjualan motor ke mancanegara juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2016 lalu. Di semester awal tahun 2017, ekspor motor suzuki naik hingga 10.86 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebaran ekspor pun sudah menjangkau hingga 34 negara mulai dari Asia, Amerika Selatan, Afrika, Eropa dan Timur Tengah. Dari banyak negara yang menjadi target pasar motor Suzuki, Filipina menduduki peringkat pertama pengimpor terbanyak dengan jumlah mencapai 62.460 unit. Disusul oleh Jepang yang menduduki peringkat dua dengan besaran impor sebanyak 11.198 unit. Thailand, Kamboja dan Eropa menempati urutan berikutnya. Adapun unit motor Suzuki yang diekspor adalah Suzuki Address, GSX series, Satria FU lama, dan New Satria FU.

Potensi eskpor suku cadang dan aksesoris resmi terus mengalami pengembangan. Suzuki juga mempertimbangkan untuk ekspansi pelumas resmi Suzuki atau Suzuki Genuine Oil. Hal ini disampaikan oleh Export Part Sales Section Head SIM PT. Sales Indomobil Motor (SIM), Antonius Surono. "Melihat potensi pengembangan ekspor suku cadang dan aksesoris resmi semakin besar, kami berencana mengekspansi Suzuki Genuine Oil dan terus melakukan pengembangan," tutur Antonius.